KOPI KOTHOK

Rabu, 09 April 2008

“ Membelah Malam Romadhon, Mengeser Langit Lailatul Qodar ”

“Wahai umat manusia, kamu dinaungi oleh bulan yang besar lagi penuh berkah. Suatu bulan yang di dalamnya satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Allah menjadikan puasanya sebagai ibadah wajib,serta menjadikan ibadah malam hainya sebagai tathawu (sunnah). Barang siapa yang mendekatkan diri kepada Allah dalambulan Romadhon dengan cara melaksanakan kebajikan ibadah (sunnah), maka samalah dengan orang yang melaksanakan ibadah wajib di bulan lain. Dan barangsiapa melaksanakan ibadah wajib di bulan Romadhon, samalahdengan orang yang melaksanakan tujuh puluh ibadah di bulan yang lain. Bulan Romadhon itu bulan yang sabar. Sedangkan sabar pahalanya adalah surga.
(Rasulullah SAW)




Dalam bulan Romadhon itu Allah melipatgandakan amalan-amalan umat Islam dalam segala sektor kehidupan sampai tujuh puluh kali lipat. Sebab saat seseorang melakukan ibadah puasa, ia masih menambah amalan-amalan yang wajib maupun sunnah. Berarti ia menggandakan amalan itu pada saat ia sedang beribadah. Dan hal ini tidak terjadi di bulan selain Romadhon. Tidak mengherankan, bahwa Allah SWT memberikan nilai amalan sunnat dalam bulan Romadhon sepadan dengan amalan wajib, dan amalan wajib mendapat pahala berlipat ganda.


Bagi seorang muslim tidak ada idaman yang lebih tinggi daripada curahan pahala dari Allah SWT, disertai kesucian dan kebersihan dari segala dosa dan maksiat yang selam ini, sadar atau tidak, telah dikerjakan. Ampunan dari Allah SWTsangat ia dambakan seperti yang selalu ia mohonkan baik di waktu mengerjakan shalat maupun sesudahnya dan pada saat tertentu. Karena itu bulan Romadhon juga sering disebut sebagai bulan penuh ampunan, dan kita diberi tuntunan untuk selalu membaca do’a memohon ampun kepada Allah (istighfar).

Puasa di bulan Romadhon bagi umat Islam merupakan ibadah wajib dan sekaligus sebagai salah satu bentuk penegakan pilar atau tiang agama.tujuannya adalah untuk mencapai derajat kemanusiaan yang tinggi, yaitu takwa.

Melalui ibadah puasa, sesunguhnya seseorang diajak untuk melakukan pensucian diri agar bisa mempertahankan harkat kemanusiaan yang suci (fitrah). Berbagai pantangan lahir dan batin yang dilakukan oleh oang-orang yang berpuasa itu secara normatif telah dituntunkan dan diajarkan lewat mimbar-mimbar agama yang kini sangat bervariasi ragam bentuk maupun medianya.

Puasa karena itu merupakan olah-rohani yang tiada bandingannya, karena puasa diwajibkan oleh Allah SWT atas segala bentuk rohani dan jasmani. Sebagai olah-rohaniah, puasa dapat mengendorkan rohani seseorang dari ikatan kecintaan dan kegandrungan akan keduniawian (materi), kenikmatan nafsu hewani, kenikmatan akan harta dan materi. Rohani, jiwa dan nuraninya akan semakin jauh dari sifat serakah, rakus, , munafik, kepura-puraan, kecongkakan, kesombongan, ingin dipuji dan sifat-sifat jelek lainnya. Rohani kitaakan menjadi lebih dekat (taqarub) kepada Allah SWT,lebih cinta kepada-NYA,dengan menggandakan perintah dan menjauhi larangan-NYA. Nilai kehidupan rohaninya menjadi lebih dominan daripada nilai kehidupan jasmani dan maeri.

Pada saat kita mampu mencapai tingkat kehidupan rohani yang akrab dengan Allah SWT sebagaimana dialami oleh para sahabat dan ulama masa lampau, saat itulah Allah SWT kiranya akan memenuhi janjinya sebagaimana disebutkan dalam hadist Rasulullah SAW : “Siapasaja yang berpuasa di bulan Romadhon berdasarkan iman dan kesadaran (rohaniah) dengan mengharap keridhoan dari Allah SWT semata, ia akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.”
Untuk itu kami merasa perlu untuk mengajak semua pembaca selalu bermuhasabah dan istiqomah agar kita mampu bersama-sama berolah-rohani dengan menggandakan amalan di bulan Romadhon. Sebuah bulan yang awalnya penuh rahmat, pertengahannya penuh ampunan, dan akhirnya penuh pembebasan.

SPIRIT Of PROKLAMASI